BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.
Ada
banyak instrument investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada
umumnya terdiri atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing.
Produk-produk investasi tersebut umumnya menggandeng investasi keuangan sebagai
mitra dalam mengelola investasi tersebut. Di antara produk investasi tersebut,
Obligasi merupakan produk yang memiliki tingkat resiko paling rendah, dan
cenderung lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat perjanjian
(kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk
melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan pokok
pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.(Gunawan Widjaja & Jono:2006)
Obligasi
adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan
nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu.
Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah
pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar
modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat
bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi. Berinvestasi dalam
obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi,
Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3
bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai mekanisme serta perbedaan-perbedaan mengenai saham dan
obligasi.
Berkenaan dengan wacana di atas tentang Obligasi maka
kami berniat untuk membahas Obligasi dengan lebih luas dalam sebuah karya tulis
yang berupa Makalah dengan judul “Instrumen Pasar Modal Obligasi”.
B. Rumusan
Masalah.
1. Bagaimanakah
Pengertian Obligasi Itu ?
2. Ada
Berapakah Jenis-Jenis Obligasi Itu ?
3. Apasajakah
keuntungan dan Resiko Obligasi ?
4. Bagaimanakah
Tahapan-Tahapan Membeli Obligasi ?
C. Tujuan
Pembahasan.
1. Untuk Mengetahui Pengertian
Obligasi.
2. Untuk Menelaah Jenis-Jenis
Obligasi.
3. Untuk Meneliti Keuntungan
dan Resiko Obligasi.
4. Untuk Memahami Tahapan
dalam Membeli Obligasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Obligasi.
Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan
yang akan dibayar pada waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan
yang diperoleh dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh
perusahaan penerbit obligasi tersebut pada saat jatuh tempo.
Sekuritas penghasilan tetap merupakan sekuritas dengan penerbitnya
(peminjam) setuju dengan melakukan pembayaran penghasilan yang jumlahnya
ditetapkan dalam kontrak. Sebagai contoh, setiap enam bulan selama 10 tahun
mendatang, penerbit (issuer) setuju untuk membayar $50. Contoh
lainnya adalah sekuritas yang penerbit setuju untuk melakukan pembayaran
berdasarkan suku bunga sertifikat depositoenam bulan. Dalam contoh ini suku
bunga akan berfluktuasi setiap enam bulan tergantung sertifikat deposito enam
bulan. Namun, sekuritas ini tetap tergolong sekuritas penghasilan tetap karena
jumlah yang tertera pada kontrakbersifat tetap. Investor tidak dapat
penghasilan yang lebih besar ataupun yang lebih kecil dari yang tertera pada
kontrak (kecuali jika penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya).[2]
Sekuritas penghasilan tetap dibedakan menjadi dua jenis:
kewajiban hutang (debt obligation) dan ekuitas(equity).
Dalam kewajiban hutang, peminjam melakukan pembayaran bunga berkala. Ketidak
mampuan membayar bunga sesuai ketetapan umum, kewajiban hutang pada buku ini
akan disebut obligasi. Kebalikan dari kewajiban hutang, saham preferen
merupakan instrumen ekuitas dimana pemegang sekuritas akan memperoleh
penghasilan dividen.
Ciri utama setiap obligasi adalah jangka waktu jatuh
tempo (maturitas), yang merupakan tanggal peminjam harus melunasi seluruh
jumlah yang dipinjam. Dalam praktiknya, istilah jatuh tempo dan maturitas akan
digunakan secara bergantian untuk menunjukkan sisa usia dari obligasi. Namun
secara teknis, maturitas menunjukan tanggal pelunasan harus dilunasi, sedangkan
jangka waktu jatuh tempo mengacu pada jumlah tahun yang tersisa hingga tanggal
maturitas.
Jumlah yang disetujui untuk dibayarkan peminjam pada
jangka jatuh tempo disebut nilai pari nilai maturitas atau nilai unjuk/nilai
nominal. Kupon obligasi merupakan pembayaran bunga periodik yang diberikan
kepada pemegang obligasi sepanjang usia obligasi.
B. Jenis-Jenis Obligasi.
Obligasi
memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara
(BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan
dengan kepentingan publik (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran
bunga:
a. Zero Coupon Bonds: obligasi
yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok
dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan
kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi
dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di
pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.[3]
d. Floating Coupon Bonds: obligasi
dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut,
berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD)
yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan
swasta.
3. Dilihat dari hak
penukaran/opsi:
a. Convertible Bonds: obligasi
yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi
tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds: obligasi
yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke
dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang
memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang
memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau
kolateralnya:
a. Secured Bonds: obligasi yang
dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari
pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
a) Guaranteed Bonds: Obligasi yang
pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
b) Mortgage Bonds: obligasi yang
pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau
asset tetap.
c) Collateral Trust Bonds:
obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya
saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b. Unsecured Bonds: obligasi yang
tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan
penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai
nominal:
a. Konvensional Bonds: obligasi
yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds: obligasi yang
diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds
maupun government bonds.
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal
hasil:
a. Konvensional Bonds: obligasi
yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds: obligasi yang
perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam
perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
a) Obligasi Syariah Mudharabah
merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
b) Obligasi Syariah Ijarah merupakan
obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi
diterbitkan.
C. Keuntungan dan
Resiko Obligasi.
Setelah kita mengenal apa itu obligas, kita kemudian
perlu mengetahui apa saja keuntungan dan risiko berinvestasi pada obligasi
sebelum kita memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi. Sebagai sebuah
instrumen investasi, obligasi menawarkan beberapa keuntungan menarik antara
lain:
a. Memberikan pendapatan tetap
(fixed income) berupa kupon.
Hal
ini merupakan ciri utama obligasi, dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pendapatan bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi. Bunga yang
ditawarkan obligasi, umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan
deposito atau SBI.
b. Keuntungan atas penjualan
obligasi (capital gain).
Disampingpenghasilan
berupa kupon, pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang
dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya
maka tentu saja pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut
dengan capital gain. Jual beli obligasi tersebut dapat dilakukan di pasar
sekunder melalui para dealer atau pialang obligasi. Jual beli obligasi berbeda
dengan jual beli saham. Jika jual beli saham dinyatakan dengan nilai rupah,
misalnya saham A dijual seharga Rp 4.000 per lembar saham maka jual beli
obligasi dinyatakan dalam bentuk persentase atas harga pokok obligasi.
Selain manfaat di atas Obligasi juga mempunyai Kekurang
atau sebuah resiko yang harus kita waspadai apabila kita ingin
berinvestasi dalam Obligasi diantara resiko-resiko tersebut ialah sebagai
berikut:
a. Interest-Rate
Risk.
Harga dari sebuah obligasi
akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga. Jika
tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula
sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang
investor harus menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga
bermakna bahwa investor akan mengalami capital loss (missal investor menjual
obligasi dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate
risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya dialami
oleh investor pada pasar obligasi.
b. Reinvestment
Risk.
Variabilitas pada tingkat
reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan
reinvestment risk.
c. Call
Risk.
Sebagian perusahaan
menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga
dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk
dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali
obligasinya.
d. Default
Risk.
Default Risk juga berkaitan
dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami
kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk
dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan
dengan U.S Treaasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan
di pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.
e. Inflation
Risk.
Peningkatan Inflation risk
atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang
diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya
jika investor membeli obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat
inflasi adalah 8%, maka purchasing power aliran kas secara nyata akan
dikurangi.
f. Exchange-Rate
Risk.
Obigasi yang diperdagangkan
denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan
pasti. Nilai obligasi dalam mata uang acto baru dapat diketahui ketika
pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.
g. Liquidity
Risk Liquidity atau marketable risk.
Bergantung pada kemudahan
suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.
h. Volatility
Risk.
Harga suatu jenis obligasi
tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan actor-faktor lainnya yang
mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada actor-faktor tersebut
berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility
risk.
D. Tahapan Membeli Obligasi
Untuk
melakukan investasi obligasi terdapat beberapa tahap yang perlu dilalui supaya
tujuan investasi dalam obligasi memberikan hasil yang maksimal dan sesuai
dengan rencana. [4]Adapun tahapan-tahapan tersebut ialah:
a. Membuka
Rekening.
Tahap awal yang harus
dilakukan dalam proses transaksi obligasi adalah memilih perusahaan sekuritas
yang memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan penjualan
obligasi. Pilih perusahaan dengan pengalaman, tim yang solid baik trader/
dealer ataupun riset serta fee yang kompetitif. Dengan membuka rekening, Anda
bisa mendapatkan informasi perkembangan dan perdagangan obligasi setiap saat,
sehingga Anda mendapatkan pengetahuan pergerakan pasar obligasi secara akurat
dan up to date.
b. Pahami
Produk Obligasi.
Pada tahap ini, investor
dianjurkan untuk mempelajari seluk beluk informasi yang dibutuhkan mengenai
obligasi, baik mengenai investasinya sendiri, potensi risiko yang terkandung
maupun potensi keuntungannya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajarinya
secara mandiri, bertanya kepada bagian riset perusahaan sekuritas, di mana Anda
membuka rekening atau melalui internet. Dengan mempelajari instrumen obligasi
secra lengkap, diharapkan investor mengenal investasi tersebut dengan baik,
sehingga mempermudah pengambilan keputusan investasi. Mempelajari instrumen, di
mana Anda ingin menempatkan investasi, akan memberikan manfaat maksimal dalam
mencapai rencana yang diinginkan.
c. Lakukan
Analisis.
Analisis dilakukan, agar
keputusan yang diambil sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu kestabilan
pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan seperti kupon, jangka waktu, nilai
penerbitan dan peringkat. Latar belankang serta profil penerbit juga menjadi
pertimbangan sendiri. Dengan informasi yang lengkap, diharapkan keputusan yang
diambil tidak menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dianjurkan untuk
membanding antara obligasi sejenis.
d. Memberikan
Amanat Beli.
Setelah melalui analisis,
Anda memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Tahap selanjutnya adalah
memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah kita
pilih. Pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta
harga yang diinginkan. Misalkan, pembeli akan melakukan pembelian obligasi ASII
(Astra International) tahun 2002 dengan harga 105 atau harga premium. Biasanya
nilai pari atau nominal adalah sebesar Rp 100.
e. Siapkan
Dana
Membeli obligasai
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi biasanya
bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk dapat ikut
berinvestasi dalam obligasi. Namum, ada juga yang menawarkan satuan bernilai
Rp50 juta atau Rp 100 juta. Setelah amanat pembelian di ajukan, sebaiknya dana
tersebut sudah dialokasikan. Jangan sampai Anda dikenakan penalty, karena
keterlambatan dalam pembayaran. Selain itu, penempatan dana tunai yang serba
mendadak mungkin bisa mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan Anda dan
keluarga.
f. Penyelesaian
Pembayaran Obligasi.
Pembayaran dana pembelian
obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas tersebut.
Setelah pembayaran selesai, maka Anda sebagai pembeli tinggal menunggu proses
settlement atas transaksi tersebut. Obligasi yang telah Anda beli akan
tercantum di dalam rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian
Sentral Efek Indonesia). Pemindahtanganan hak atas obliasi akan sangat mudah
dilakukan secara elektronik, karena saat ini fisik obligasi tidak lagi berupa
sertifikat, namun sudah scriptless (tahap warkat). Administrasi pembukuan akan
dilakukan oleh bank custodian perusahaan sekuritas. Untuk hal ini, tentunya
bank bersangkutan akan memungut biaya tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang
berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit
obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal). Obligasi Biasanya
mempunyai Karakteristiksebagai
Berikut:
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam) Dalam
penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang
dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar
kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan,
Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi Setiap obligasi mempunyai masa
jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh
tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin
pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena
dianggap risikonya kecil.
3. Principal dan Coupon rate Nilai prinsipal obligasi
adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan
kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan
dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate
juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk
dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap
tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya
coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah
$1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.
4. Jadwal pembayaran Kewajiban pembayaran kupon
obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.
B. Saran.
Berdasarkan atas apa yang kami tulis dalam karya tulis
dalam sebuah makalah yang berjudul “Instrumen Pasar Modal
Obligasi” ini kami selaku
penulis berharap memberi pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah
wawasan bagi para pembaca terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas Instrumen
Pasar Modal Obligasi. semoga karya tulis ini
memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Nasarudin,
Mohammad Irsan. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2007.
Gunawan
Widjaja & Jono,Penerbitan Obligasi dan Peran serta Tanggung Jawab wali
Amanat dalam Pasar Modal,(Jakarta: Kencana Prenada Media .group,2006.
Iskandar
Z. Alwi,Pasar Modal teori dan Aplikasi, (Jakarta: Yayasan Pancur Siwah,2003.
Http//:
obligasi/Makalah%20_%20Yuesuf.htm. di Akses 28 Mei 2014.
Http//:obligasi/Obligasi%20%3b%20Pengertian,%20Karakteristik%20dan%20Jenis%20Obligasi.htm.
di Akses 28 Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar